Minggu, 04 Oktober 2009

Gempa Padang

Gempa Padang Picu Patahan Sumatera

TEMPO Interaktif, BANDUNG - Gempa kemarin dan hari ini di bagian barat Pulau Sumatera memiliki hubungan walau penyebabnya berbeda. Gempa yang menghancurkan kota Padang dan Pariaman kemarin memicu gempa di daerah Jambi-Bengkulu dan kepulauan Mentawai hari ini. ”Bukan gempa susulan,” kata Prof. Dr. Sri Widiantoro, pakar seismologi Insititut Teknologi Bandung di ruangannya hari ini.

Menurut dia, gempa susulan hanya terjadi pada sistem lempengan yang sama. Penyebab gempa di Samudera Hindia pada kedalaman 70-110 kilometer kemarin, disebabkan oleh tumbukan dua lempeng Indo Australia dari sebelah kiri dan Eurasia di sebelah kanan Sumatera. ”Tumbukan intraplate itu pecah di dalam sehingga menimbulkan gempa,” katanya.

Akibatnya, daerah guncangan gempa berskala 6-7 skala richter itu meluas hingga 150 kilometer. ”Padang dan Pariaman jadi parah,” katanya.

Sedangkan gempa hari ini di Jambi-Bengkulu akibat gerakan patahan Sumatera. Patahan itu, ujar Sri, memang spesial lantaran daerah tumbukannya landai. Tidak seperti di Pulau Jawa yang lebih menghunjam ke dalam. ”Kalau landai gesekannya menjadi lebih kuat,” katanya.

Potensi gempa di patahan Sumatera itu bisa mencapai lebih dari 8 skala richter, namun tidak selalu sekuat itu. Patahan tersebut memanjang 1000 kilometer lebih di sisi barat Sumatera dari Aceh hingga berujung di lautan Ujung Kulon. Dua lempeng Patahan itu menggerakkan tanah dengan cara menggeser ke utara dan selatan.

Berdasarkan data yang tercatat di situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, gempa di Jambi-Bengkulu yang terjadi pukul 08.52 WIB hari ini berkekuatan 7 skala richter. Pusat gempa terletak di 46 kilometer sebelah tenggara Sungai Penuh Jambi, 54 kilometer timur laut Mukomuko Bengkulu, 86 kilometer barat daya Bangko Jambi, 101 km barat laut Muara Anam Bengkulu dan 121 kilometer barat data Muarabungo Jambi dengan kedalaman 10 kilometer.

Terpicunya gempa di patahan Sumatera oleh gempa Padang, katanya, karena lokasinya cukup dekat. ”Dan secara geologi sangat masuk akal,” ujarnya. Soal selang waktu kejadian yang hanya sehari, Sri mengaku tidak mengetahuinya karena rahasia alam itu belum bisa diungkap peneliti gempa.

ANWAR SISWADI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar